Rabu, 06 Maret 2013

dasar makro ekonomi




Silabus dasar makro ekonomi :                                       Buku Terbitan :
1.      Introduction / definisi                                                     # Sodono Sakirno
2.      Analisa masalah dan kebijakan                                      # Iskandar Putong
3.      Pendapatan nasional
4.      Kegiatan ekonomi 2 sektor
5.      Kegiatan ekonomi 3 & 4 sektor
6.      Keseimbangan pasar uang dan barang
7.      Ekonomi moneter / Neraca pembayaran
8.      Perekonomian Internasional
9.      Ekonomi Pembangunan
10.  Pertimbangan Ekonomi

Ø  Persamaan Makro & mikro : “kedua-duanya membahas masalah sumber daya factor produksi”.
Ø  Makro : mempelajari fenomena-fenomena secara global.
Ø  Mikro  : mempelajari fenomena-fenomena spesifikasi & individu-individu ekonomi.
Manusia sebenarnya membutuhkan ilmu ekonomi ketika dia sudah mengenal pasar.
Ø  Menurut ekonomi, pasar adalah adanya transaksi antara penjual dan pembeli atau adanya barang yang dijual dan pembeli.
1.      Supply penawaran, adalah kondisi dimana sumber daya yang kita miliki lebih besar dare nilai yang kita butuhi.
2.      Supply permintaan, adalah kondisi dimana sumber daya yang kita miliki lebih kecil dare nilai yang kita butuhi.
Ø  Ilmu ekonomi, ialah ilmu yang mempelajari upaya-upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas.
Ø  Tujuan mempelajari ekonomi : karena terbatasnya sumber daya manusia.
Ø  Factor-faktor ekonomi yang terjadi di Negara berkembang : karena akibat dari nilai tukar mata uang.

Ø  Factor-faktor produksi :
a.      Factor produksi tenaga kerja.
b.      Factor produksi alat.
c.       Factor produksi bahan.
Ø  Factor-faktor yang mempengaruhi macro economi ketika :
1.      Terjadi krisis ekonomi global.



ANALISA MASALAH DAN KEBIJAKAN

           
Tujuan Kebijakan Makro Ekonomi :
Ø  Menjaga stabilitas ekonomi secara agregat,
Ø  Menghindari inflasi,
Ø  Menciptakan kesempatan kerja,
Ø  Pertumbuhan ekonomi.

Indeks adalah mengukur sejauh mana perubahan, perkembangan kegiatan ekonomi.
Indeks :
1.      Jenis kegiatan umum,
2.      Tahun dasar,
3.      Komposisi.

Kegiatan indeks :


Kurva penawaran   
            
Pasar ada 2 kekuatan = kekuatan penjual dan kekuatan pembeli.
Ø  Penjual, adalah pihak yang menawarkan barang/jasa, sehingga penjual disebut pemasok barang/jasa (supplier) dan aktivitasnya disebut penawar.
Ø  Pembeli, adalah pihak yang meminta barang/jasa untuk dibeli, sehingga pembeli disebut juga peminta barang/jasa (demander), dan aktivitasnya disebut permintaan.
Ø  Penawaran, adalah suatu rencana bagi seorang penjual untuk menetapkan berapa banyak jumlah barang yang akan dijual pada berbagai kemungkinan harganya.

Hukum Penawaran ( Penawaran = Supply (s) )
Hukum penawaran mengatakan jika harga jual barang/jasa tinggi, maka penjual akan menjual barang/jasanya dalam jumlah yang lebih banyak.

Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik kombinasi antara price dan quantity dengan jumlah barang yang akan ditawarkan dalam proses penawaran.

 Kurva penawaran

Mikro : karena menceritakan satu toko dalam ekonomi.
Makro : hasil dare penjualan peristiwa-peristiwa mikro.
Kurva penawaran agregasi : yaitu agregat (total) dare kurva penawaran dan kurva penawaran yang terjadi dalam sebuah pasar penawaran.

         
Fenomena bergeser ke kiri :
·         Daya beli masyarakat menurun
·         Gagal panen
·         Pajak mahal

Kurva permintaan
Permintaan, adalah suatu rencana bagi pembeli untuk menetapkan berapa banyak jumlah barang (Q) yang akan dibeli pada berbagai kemungkinan harga (P).

Hukum Permintaan :
Ø  Jika harga barang/jasa tinggi maka pembeli akan membeli barang/jasa dalam jumlah yang sedikit.
Kurva permintaan, yaitu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi price & quantity dalam proses permintaan.
Permintaan agregasi, yaitu terjadi dare kurva permintaan dan kurva permintaan.

Kurva permintaan
                                                                         
Keseimbangan Pasar
                                                   
Titik equilibrium, yaitu titik keseimbangan pasar yang disebabkan terjadinya perpotongan kurva penawaran agregasi dengan kurva permintaan agregasi.

Hal-hal yang membuat harga menurun / agregat supply :
1.      Banyaknya saingan
2.      Akan muncul produk baru
3.      Pasarnya sudah jenuh.

Fenomena :
1.      Harga factor produksi naik        
2.      Belum ada pesaing yang sigtipikan       
3.      Pajak naik
4.      Banyak permintaan/pasaar merespon positif.


PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan Nasional yaitu jumlah seluruh produk yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi dalam satu tahun.
Ø  Produk Domestik Bruto (PDB), adalah jumlah nilai barang dan jasa yang di produksikan oleh factor produksi milik warga Negara tersebut dan Negara Asing dalam satu tahun.
Ø  Produk Nasional bruto (PNB), adalah jumlah nilai barang dan jasa yang di produksikan oleh warga Negara yang di hitung pendapatan nasionalnya baik dalam negeri maupun luar negeri.
Ø  Pendapatan Disposebel, yaitu pendapatan setelah dikurangi pajak artinya pendapatan bersih/sisa.
Ø  Hubungan PDB & PNB  ( PDB = PNB – PFN dari LN )
Ø  Harga pasar = Harga factor + pajak – subsidi.

Pendekatan Perhitungan Pendapatan Nasional :
1.      Cara pengeluaran dengan menghitung nilai barang jadi yang dihasilkan dalam pereknomian.
2.      Cara produksi dengan menghitung nilai tambah yang diwujudkan dalam perekonomian.
3.      Cara pendapatan dengan menghitung pendapatan dare factor produksi.
4.      Indonesia menggunakan cara perhitungan produk neto dan pengeluaran.

1.      Production Approach, yaitu dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah.

2.      Income Approach
a.      Land = Rent / Sewa              c.   Capital = Interest
b.      Labour = Wages / Upah       d.   Skill = Profit.
3.      Expenditure Approach.

Komponen Pendapatan Nasional

Latihan menghitung PDB, PNB, PN
1.      Konsumsi rumah tangga             44,5     8.   Pf Neto                                                     -0,5
2.      Depresiasi                                      7,4       9.   Gaji                                                           25,5
3.      Sewa                                                5,6       10. Bunga Investasi                                        6,2
4.      Pembentukan modal swasta       15,1     11. Subsidi                                                      2,2
5.      Ekspor                                           18,7     12. Pendapatan perusahaan perorangan     10,4
6. Pengeluaran pemerintah              17,7     13. Keuntungan perusahaan                        12,8
7.      Impor                                            16,1     14. Pajak tak langsung                                  12
       (dalam triliun rupiah)
 Formula Pendapatan Nasional

Perhitungan PDB, PNB, PN
Jenis pengeluaran :
1.      Pengeluaran konsumsi rumah tangga,               7.    Produk domestic Bruto,
2.      Pengeluaran konsumsi pemerintah,                   8.    Dikurangi : faktor neto Luar negeri,
3.      Pembentukan modal domestik,                           9.    Produk Nasional Bruto,
4.      Perubahan stok,                                                   10.  Dikurangi Pajak tak langsung,
5.      Ekspor                                                                   11.  Dikurangi penyusutan,
6.      Dikurangi : impor                                                            12.  Pendapatan Nasional

Klasifikasi Produk Nasional Pada 9 kegiatan :
1.      Pertanian, peternakan, perikanan, perhutanan,                       6.  Perdagangan hotel & restoran,
2.      Pertambangan dan penggalian,                                      7.  Pengangkutan & komunikasi,
3.      Industri pengolahan,                                                       8.  Keuangan & persewaan,
4.      Listrik, gas, air brsih,                                                       9.  Jasa.
5.      Bangunan

Kelemahan perhitungan Pendapatan nasional :
1.      Tidak menghitung waktu luang (lesure time).
2.      Kurang memperhatikan distribusi pendapatan.
3.      Kurang berorientasi pendapatan perkapita.
4.      Tidak mengkalkulasi produk non transaksi.
5.      Tidak menghitung kualitas produk.

PERTUMBUHAN EKONOMI


Ø  Pendapatan Nasional akan mendapatkan peningkatan ketika Negara mengalami penurunan impor.

Y                      = variabel terikat.
C, I, G, X        = Variabel bebas berkorelasi positif.
M                    = Variabel bebas berkorelasi negative.

Beberapa Kelemahan Dalam Konsep Pendapatan Nasional :
1.      Tidak menghitung produk-produk non transaksi
Karena PN hanya berorientasi dare harga ke harga jual. Contoh : usaha dagang keluarga.
2.      Tidak menghitung nilai dare waktu luang (leisure time)
Sesungguhnya waktu luang sangat berharga, tapi itu tidak dihitung saat waktu melakukan produksi.
3.      Tidak memperhitungkan peningkatan mutu produk
Hanya menekankan / menghitung produk rill.
4.      Kurang memperhatikan pentingnya distribusi pendapatan.
5.      Kurang berorientasi ke pendapatan berkavita
Konsep PN boleh jadi pertumbuhannya sangat sigtivikan, tetapi bisa jadi itu tidak ada artinya ketika jumlah penduduk meningkat tajam.
6.      Kurang memperhatikan kerusakan lingkungan
Konsep PN hanya menghitung penyusutan atas peralatan kerja yang dipergunakan dalam proses produksi, maka penyusutan atas SDA yang ditandai dengan kerusakan lingkungan karena di eksploitasinya SDA tersebut tidak di perhitungkan.
7.      Tidak mengkalkulasi produk-produk bisnis siluman
Produk dare bisnis siluman seperti penyelundupan dan bisnis barang-barang terlarang lainnya sekalipun secara ekonomi terdapat nilai tambah namun pasti tidak akan pernah terkalkulasi dalam PN.

Ø  Inflasi, yaitu suatu kondisi perekonomian dimana harga-harga pada umumnya naik,
Ø  Deflasi, yaitu suatu kondisi perekonomian dimana harga-harga pada umumnya turun.

Penyebab Inflasi pada umumnya dapat dikelompokan ke dalam 2 kategori, yaitu :
1.      Inflasi tarikan permintaan (Demand Full Inflation)
Yaitu terjadi karena ada peningkatan permintaan agregat, bertambahnya jumlah uang beredar juga dapat mengakibatkan inflasi tarikan permintaan.
2.      Inflasi desakan biaya (Cost Push Inflation)
Yaitu terjadi karena adanya peningkatan biaya produksi pada umumnya, sehingga perusahaan mengurangi jumlah barang yang di produksi.
Ø  Pengurangan produksi ini terjadi karena dalam kondisi biaya-biaya factor produksi naik, maka biaya factor produksinya pun meningkat, sehingga berdampak pada turunnya keuntungan atau bahkan mengakibatkan karugian.
Ø  Dampak Inflasi, yaitu pada umumnya merugikan masyarakat baik produsen maupun konsumen.
Ø  Tugas Pemerintah, yaitu berkewajiban mengendalikan inflasi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.


KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Ø  Pendapatan Perkavita Penduduk, yaitu pendapatan yang diterima oleh persatu kepala keluarga yang dihitung dalam 1 tahun viskal.
Ø  1 tahun viskal, yaitu satu tahun dimana kepala keluarga tersebut melakukan aktivitas produktif.
Ø  Kemiskinan, yaitu terjadi akibat ketimpangan distribusi pendapatan.
Ø  Garis ekstrim, yaitu terjadi akibat mencoloknya penerima pendapatan yang terlalu besar dengan penerima pendapatan yang terlalu kecil.

Ø  Definisi Kemiskinan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Ialah ketidak mampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar, baik kebutuhan pangan maupun non pangan, yang batas kecukupan pangannya berdasarkan kepada besarnya pengeluaran uang untuk memenuhi kebutuhan minimum energi 2100/kavita perhari, yang kebutuhan energi tersebut di dasarkan kepada 52 komoditas makanan terpilih sesuai dengan pola konsumsi penduduk, sedangkan batas kecukupan non pangan dihitung dare besarnya uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan minimum seperti perumahan, sandang, pendidikan, transportasi, dll.

Ø  Implikasi / dampak kemiskinan, yaitu :
1.      Pendapatan rendah
2.      Pendidikan rendah
3.      Kesehatan rendah
4.      Rendahnya pergaulan sosial.                                               

Ø  Penyebab terjadinya ketimpangan :
1.      Perbedaan kemampuan
2.      Pendidikan & pelatihan
3.      Diskriminasi
4.      Selera & resiko kerja
5.      Distribusi pnguasaan asset sebagai faktor produksi
6.      Kekuatan pasar
7.      Keberuntungan
8.      KKN (Korupsi, Kolusi & Nepotisme)
9.      Pengangguran
10.  Kebodohan.

Penanggulangan Ketimpangan Dalam Distribusi Pendapatan
Ø  Todaro “Pakar ekonomi”(1995), mengatakan bahwa usaha untuk memperbaiki distribusi pendapatan di Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia dapat di tempuh melalui campur tangan pemerintah yang meliputi :
1.      Mengubah distribusi pendapatan secara fungsional melalui pola kebijakan untuk merubah harga-harga factor produksi secara positif.
Misalnya : meningkatkan gaji PNS, kemudahan-kemudahan investasi bagi investor, menetapkan upah minimum bagi pekerja buruh, memberikan keringanan pajak, memberikan subsidi bunga, memberikan keringanan biaya masuk, dll.

Ø  Peningkatan gaji PNS dapat di gambarkan :

2.      Mengubah distribusi pendapatan melalui redistribusi progresif, yaitu mengubah pola distribusi melalui pola-pola konsumtif menjadi pola produktif. Contoh :
Ø  Seperti memprioritaskan kredit komersil maupun yang bersubsidi bagi pengusaha kecil, memberikan kesempatan kepada para pekerja untuk turut memiliki saham/perusahaan pemberdayaan lembaga-lembaga ekonomi rakyat.
3.      Mengubah distribusi pendapatan golongan atas melalui pajak pendapatan & pajak kekayaan yang progrerif, dalam hal ini beban pajak dibuat sedemikian rupa sehingga bebannya lebih berat. Beban yang lebih berat tersebut akan dikenakan kepada golongan yang berpenghasilan tinggi.
Contohnya : sekarang mulai diberlakukan pajak penghasilan kekayaan pejabat Negara, pajak penghasilan pengusaha.
4.      Mengubah distribusi pendapatan golongan lemah melalui pembayaran tunjangan dan penyediaan barang dan jasa pemerintah, misalnya proyek-proyek kesehatan masyarakat di desa dan di daerah-daerah pinggiran kota, pemberian makan siang bagi anak sekolah, perbaikan giji anak-anak balita, pemberian air bersih dan listrik di pedesaan, tunjangan dan subsidi pangan bagi daerah-daerah pinggiran kota dan pedesaan yang miskin.
5.      Memberikan pelatihan teknis kepada lulusan-lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan dengan harapan mereka akan segera terserap kedunia kerja bahkan diharapkan mereka akan menciptakan lapangan kerja sendiri.


METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DI INDONESIA (Lanjutan)

BPS :
1.      Pendekatan produksi
2.      Pendekatan pengeluaran
            Dengan pendekatan produksi di jumlahkan seluruh nilai produksi yang di kelompokan ke dalam 9 lapangan usaha yang meliputi :
1.      Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan.
2.      Pertambangan dan penggalian.
3.      Industri dan pengolahan.
4.      Listrik, gas dan air bersih.
5.      Bangunan.
6.      Perdagangan, hotel dan restoran.
7.      Pengangkutan dan komunikasi.
8.      Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
9.      Jasa-jasa.
            Sedangkan dengan pendekatan pengeluaran dihitung pengeluaran menurut jenis pengeluaran sebagaimana yang lazim di rumuskan dalam bentuk :

            Untuk hal itu BPS mengelompokan pengeluran/belanja ke dalam 6 jenis pengeluaran karena I (investasi) itu di pisah ke dalam 2 kelompok yakni pembentukan modal tetap domestik Bruto dan perubahan stok (persediaan barang). Dengan demikian pengelompokan jenis pengeluaran menurut BPS meliputi :
1.      Konsumsi rumah tangga                                     4.  Perubahan stok
2.      Konsumsi pemerintah                                         5.  Ekspor barang/jasa
3.      Pembentukan modal tetap domestik Bruto        6.  Impor barang/jasa.
            Dalam menghitung PDB (Y) memalui pendekatan produksi yang di hitung adalah nilai tambah bruto yang di berikan oleh perusahaan dalam proses produksinya. Nilai tambah tersebut di peroleh dare perkalian jumlah produksi dengan harga barang yang bersangkutan selanjutnya dikurangi dengan biaya antara. Biaya antara yakni nilai bahan yang dipergunakan dalam batas produksi.

KEBIJAKAN VISKAL

Ø  Mengatur penerimaan dan pengeluaran.
1.      Pajak, yaitu uang/daya beli yang di serahkan masyarakat langsung kepada pemerintah.
Fungsi pajak ada 4 :
Ø  Budgeter, yaitu sumber utama pendapatan pemerintah.
Ø  Alokasi, yaitu sebagai fungsi untuk membiayai pembangunan.
Ø  Distribusi, yaitu digunakan untuk pemerataan pembangunan.
Ø  Regulasi  

Cari nilai konsumsi setelah pajak


Pengertian Investasi
Ø  Investasi, yaitu selisih antara stok kapital pada tahun tertentu dikurangi dengan stok kapital  pada tahun sebelumnya, dengan demikian maka setiap terjadi penambahan modal maka di anggap sebagai investasi. Oleh karena itu besarnya investasi pada tahun tertentu di cerminkan oleh besarnya pembentukan modal tetap bruto (PMTB).

Dalam pengertian PMTB antara lain meliputi :
            Pengadaan pembuatan dan pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan pembelian barang modalbaru maupun bekas dari luar negeri. Termasuk di dalam PMTB ini adalah pemakaian atau meningkatkan kapasitas operasi barang modal tersebut dikurangi dengan penjualan barang modal yang sudah ada, kemudian untuk memudahkan pemahaman PMTB ini dapat disamakan dengan belanja modal pada anggaran belanja pemerintah.

            Barang yang di kategorikan sebagai belanja modal mempunyai ciri-ciri sbb :
a.      Mempunyai umur ekonomis lebih dari 1 tahun.
b.      Nilai barang modal relatif besar dibandingkan dengan output yang di hasilkan secara rutin selama periode tertentu.
c.       Dapat digunakan berulang kali dalam proses produksi.

            Secara lebih rinci jenis barang modal meliputi :
1.      Baranag modal dalam bentuk bangunan, jalan raya, jembatan, instalasi listrik, jaringan komunikasi, bendungan irigasi, dll.
2.      Barang modal dalam bentuk mesin dan peralatan baik untuk keperluan pabrik kantor dan usaha rumah tangga.
3.      Alat-alat transportasi
4.      Biaya yang dikeluarkan untuk perubahan dan perbaikan barang modal yang dapat meningkatkan produktivitas atau memperpanjang umur pemakaian barang modal tersebut.
5.      Pengeluaran untuk pengembangan dan pembukaan lahan baru, perluasan hutan, kemudian penghutanan kembali serta penanaman dan peremajaan pohon perkebunan.
6.      Pembelian ternak produktif untuk keperluan perbaikan, penyangkutan tersebut (tidak termasuk ternak konsumsi).
           











1 komentar: